2 ORANG SENIMAN YANG BERBEDA
2 ORANG SENIMAN YANG BERBEDA
AISYATUR ROSIDA,30/07/2017, 17:30 WIB
Seniman adalah ibu dari segala seni bisa beruba sastra seperti (sajak-sajak puisi, syair), musik, oral, drama, menulis, dan sebagainya. namun disisi lain kita lihat sastrawan pada tahun 80-90an. mereka dapat menciptakan karya-karya yang indah sampai bisa membuat khalayak masyarakat tercengang dan terpropaganda dengan kata-kata yang mereka buat pada tahun itu. betapa hebatnya mereka dapat berperang dengan mudah dalam kata-katanya yang ia tulis dalam wujud bahasa yang berkesan.
Seniman adalah ibu dari segala seni bisa beruba sastra seperti (sajak-sajak puisi, syair), musik, oral, drama, menulis, dan sebagainya. namun disisi lain kita lihat sastrawan pada tahun 80-90an. mereka dapat menciptakan karya-karya yang indah sampai bisa membuat khalayak masyarakat tercengang dan terpropaganda dengan kata-kata yang mereka buat pada tahun itu. betapa hebatnya mereka dapat berperang dengan mudah dalam kata-katanya yang ia tulis dalam wujud bahasa yang berkesan.
*Wiji Thukul*
Bisa kita lihat di sudut penjuru negara ini banyak sekali seniman-seniman yang berdatangan sampai-sampai dunia sastrawan dalam periode sekarang sudah ke arah sastra yang modern seperti contohnya dalam perkembangan puisi di era sekarang ada bermacam-macam aliran. dan pada tahun 1970 puisi kontemporer menunjukkan pada kondisi kreatif seniman di dalam mengolah dan menemukan idiom-idiom baru yang tidak sesuai dengan kaidah dan sering membolak-balikan suatu kata-kata juga antologi baru.
Aturan-aturan dalam sastra sudah jarang sekali di pakai, sekarang masyarakat atau pujangga-pujangga dapat berdendang bebas dengan jemarinya menuliskan naskah sajak,puisi, atau syair, dan juga menjadikan sebuah musik yang ada atau bisa kita sebut yaitu musikalisasi. seperti kita lihat disana seorang seniman yang bernama wiji thukul mengespresikan apa yang ada dalam kondisi bangsa kita pada waktu itu dengan alunan puisinya yang ia sampaikan kepada publik yang waktu itu terjadi sebuah penindasan di masa orde baru. walaupun ia satrawan yang hanya bisa berkata-kata tanpa melawan dengan tangan namun kata-katanya yang dapat menggetarkan bangsa hingga merobohkan jiwa-jiwa penindas yang telah menindas rakyat jelata yang tak punya salah. dan sampai pada akhirnya dia menuliskan sebuah puisi yang sehingga dapat mempropaganda pembaca atau pendengar yang ada disana
*Crisye*
Dan terahir ada lagi seorang seniman yang lagu-lagu crisye menuai sajak-sajak yang terdengar rapi dan mudah sekali orang dapat mengerti apa maksud dari sajak-sajak yang ada. sama seperti
karya-karya wijil thukul saat puisi itu ia ciptakan pasti orang akan dapat mudah mengerti. tetapi dari kedua sisi mereka seorang seniman dalam aliran yang berbeda. yang satu lebih ke arah romantime, yang satu lagi lebih ke arah kritikan (Demonstrasi). karya-karyanya juga tidak jauh kalah, karena semua punya porsi masing-masing yang berbeda dalam kondisi yang berbeda pula. crise memang sajaknya lebih cenderung ke arah romansa/romantisme dalam cinta dan kasih.
Minggu (30/7/2017)
Komentar
Posting Komentar