Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Seperti Gulali

Gambar
Ada air tiba di pelupuk pipi tak terlihat haru tapi sepertinya rindu.  Ada lekukan bibir yang tergaris diujung pipi, tak bergumam tapi merintih-rintih.  Memasang cahaya ternyata menitipkan gelapnya.  Yang menunggu tak kunjung bertemu.  Yang berkisah katanya tak perlu resah.  Seperti desahan para pujangga perawanan, yang lari meninggalkan kenangan.  ini anugerah, jangan kau singgah sekedar incip incip sajah.  Memang manis sih, seperti gulali, tapi menetaplah disini, Jangan suka pergi seperti pria lain lagi.  Kata mu terlalu alay dan melankolis, tapi ini bukan syair yang sok puitis. Hanya saja sekedar kata yang tak pernah kau gubris,  dikirah terlalu agresif hingga kau semakin sensitif.  Enggan seperti dulu ingin berjumpa tapi sok malu.  Apakah kodrat perempuan memang begitu?  Tapi aku ingin kan kamu.  Semoga esok pagi pamit untuk bertemu, bukan sekedar omongan yang halu.  Karen...

media gorong mari

media adalah seni yang lebih menjanjikan karena dimasa digitak native inilah bermedia dapat menghasilkan banyak bermacam-macam seni digital/fotografi/video audio dan sebagainya. namun banyak juga terkadang bermedia juga sering disalah gunakan dengan membobol beberapa icon, atau sofware untuk mendapatkan suatu penghasilan yang menurut ahli hukum dan UU ITE itu sangat melanggar aturan-aturan dalam bermedia. tidak hanya itu media ini juga sering di jadikan tempat bullying para kalangan muda sehingga banyak sekali di era sekarang ada yang meninggal dunia karena kasus bullying contohnya di negadalam kehidupan saya tidak pernah menganggap suatu media/APK adalah hal yang buruk sebuah karya yang telah diciptakan menurut saya seni didalam media baru itu sangat indah dan bernilai lebih. persepsi buruk itu jika masyarakat dalam mengkonsumsi media tidak bisa memanfaatkan dengan bijak. saya memiliki banyak media yang digital native punya seperti (talk