Seperti Gulali

Ada air tiba di pelupuk pipi tak terlihat haru tapi sepertinya rindu. 
Ada lekukan bibir yang tergaris diujung pipi, tak bergumam tapi merintih-rintih. 

Memasang cahaya ternyata menitipkan gelapnya. 
Yang menunggu tak kunjung bertemu. 
Yang berkisah katanya tak perlu resah. 

Seperti desahan para pujangga perawanan, yang lari meninggalkan kenangan. 
ini anugerah, jangan kau singgah sekedar incip incip sajah. 

Memang manis sih, seperti gulali, tapi menetaplah disini, Jangan suka pergi seperti pria lain lagi. 

Kata mu terlalu alay dan melankolis, tapi ini bukan syair yang sok puitis. Hanya saja sekedar kata yang tak pernah kau gubris, 

dikirah terlalu agresif hingga kau semakin sensitif. 
Enggan seperti dulu ingin berjumpa tapi sok malu. 
Apakah kodrat perempuan memang begitu? 

Tapi aku ingin kan kamu. 
Semoga esok pagi pamit untuk bertemu, bukan sekedar omongan yang halu. 
Karena cinta memang tak harus bertemu tapi ijinkan menatap sebentar bersamamu 

walaupun sekejap dalam saja ucap, 
tapi tak apa ada sedikit pesonamu tak buat ku ragu, 
walaupun anganku semakin membilu. Hati kian beradu-adu dalam melodi dan nadamu 
semakin hari bertanya siapakah yang sudi melamar ku?, 

Ini bukan soal gejolak 
Yang merintih dan merangkak
Ini soal rindu ketinggalan jejak
yang buatku muak

Hmmm, bukan sedang mengeluhkan 
Tapi sedikit bersua 
dan memperbincangkan....

Mungkin kata ku terlalu panjang 
Yasudah kita teruskan esok petang .....

Surabaya, 15 Maret 2020_Ais

Komentar

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.biz ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYEMANGAT

New Media

"SOSIAL CYBERSPACE"